Larangan Memakai Batik di Petilasan Eyang Jayaperkasa, Ternyata Inilah Sejarahnya

suararelawan – Larangan Memakai Batik di Petilasan Eyang Jayaperkasa, Ternyata Inilah Sejarahnya

Ziarah kubur adalah mengunjungi kuburan atau petilasan orang yang sudah meninggal untuk mendoakan orang-orang yang lebih dahulu meninggal dunia. Selain itu untuk mengambil hikmah dan peringatan kepada manusia untuk selalu mengingat kematian. Di Sumedang ada beberapa makam keramat yang menerapkan aturan bagi para peziarahnya. Di antaranya adalah larangan memakai batik ketika berziarah ke petilasan Eyang Jayaperkasa di Dayeuhluhur Sumedang.

Mirip dengan Sumpah Palapa dari Mahapatih Gajahmada, Eyang Jayaperkasa juga pernah mengucapkan semacam sumpah. Sumpah Embah Jayaperkasa terucap karena kekecewaan beliau terhadap pucuk pimpinan Sumedang Larang yaitu Prabu Geusan Ulun.

Ketika berperang melawan Cirebon, Embah Jayaperkasa pernah beramanat bahwa Prabu Geusan Ulun jangan sekali-kali meninggalkan Keraton di Kutamaya selama Eyang Jayaperkasa berperang melawan pasukan Cirebon. Tapi kenyataannya karena ada berita miring bahwa beliau gugur dalam peperangan, maka Prabu Geusan Ulun meninggalkan keraton menuju ke Gunung Rengganis. Padahal pada saat itu, Eyang Jayaperkasa belum meninggal.

baca juga : Harta Tahta dan Harisbaya: Kisah Kelam Perselisihan Kerajaan Sumedang Larang dengan Kesultanan Cirebon

 

Sepulangnya dari peperangan, betapa terkejutnya Eyang Jayaperkasa melihat Keraton Kutamaya sudah kosong. Kemudian beliau menyusul Prabu Geusan Ulun ke Gunung Rengganis. Di hadapan Prabu Geusan Ulun itulah Eyang Jayaperkasa menumpahkan kekesalannya seraya bersumpah bahwa dia tidak akan mengabdi lagi kepada siapapun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar