Sejarah Monumen Lingga di Sumedang: Sebagai Objek Religi atau Monumen Peringatan?

suararelawan – Sejarah Monumen Lingga di Sumedang: Sebagai Objek Religi atau Monumen Peringatan?

Kita tahu bahwa di tengah alun-alun Sumedang terdapat sebuah monumen yang bernama lingga. Bahkan monumen lingga ini menjadi logo resmi Kabupaten Sumedang. Bagaimana sejarah monumen lingga ini? Apakah berfungsi sebagai objek religi ataukah hanya sebuah monumen peringatan?

Dalam bahasa Sanskerta lingga artinya adalah “tanda”. Berbagai temuan sejarah menyatakan bahwa lingga merupakan objek berbentuk tonggak batu baik yang berukuran besar maupun kecil. Bahkan di candi-candi baik di Jawa Tengah maupun Jawa Timur ditemukan lingga dengan berbagai bentuk dan ukuran.

Biasanya lingga terdiri dari 3 bagian. Bagian bawah bernama brahmabhaga berbentuk bujur sangkar, bagian tengah bernama wishnubhaga berbentuk segi delapan dan bagian atas bernama rudrabhaga berbentuk silinder. Pada bagian atas ini biasanya terdapat garis yang melingkar yang bernama brahmasutra.

baca juga : Dari Tembong Agung ke Sumedang Larang, Inilah Fakta Sejarah Kerajaan Sumedang Larang

 

Berdasarkan pengelompokan tiga bagian ini, lingga menggambarkan Trimurti yaitu satu kesatuan tiga dewa tertinggi dari dewa-dewa yang lain. Dewa-dewa tersebut adalah Dewa Brahma (bagian bawah) sebagai pencipta, Dewa Wishnu (bagian tengah) sebagai pemelihara, dan Dewa Syiwa/Rudra (bagian atas) sebagai perusak atau pembinasa.

Dalam mitologi kebudayaan India, lingga biasanya sebagai objek religi pemujaan terhadap Dewa Syiwa. Begitupun dalam kebudayaan Jawa, candi-candi yang didalamnya terdapat lingga digolongkan ke dalam Candi beraliran Syiwa, sebagai tempat pemujaan Dewa Syiwa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar